Senin, 27 Agustus 2018

DEFINISI MANAJEMEN PROYEK


Definisi dari manajemen proyek yaitu penerapan ilmu pengetahuan,keahlian dan ketrampilan,cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja,waktu,mutu dan keselamatan kerja.Dalam manajemen proyek,perlunya pengelolaan yang baik dan terarah karena suatu proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa tercapai.Yang perlu dikelola dalam area manajemen proyek yaitu biaya,mutu,waktu,kesehatan dan keselamatan kerja,sumberdaya,lingkungan,resiko dan sistem informasi.

MENEMUKAN LANGKAH STRATEGI MENGATASI PROYEK RUGI
Mengatasi proyek rugi bukan perkara yang mudah. Dibutuhkan kejelian dan kreatifitas dalam hal ide. Seperti yang telah diketahui bahwa proyek terutama konstruksi merupakan industri yang paling tinggi kompleksitasnya dan terdapat banyak sekali risiko yang apabila tidak dikelola dengan baik akan membuat proyek mengalami kerugian. Untuk mengatasinya diperlukan langkah sistematis untuk menemukan strategi untuk mengatasi kerugian proyek.

Akhir-akhir ini, untuk mendapatkan proyek dengan keuntungan yang cukup semakin sulit. Kompetisi yang ketat diantara sesama perusahaan konstruksi membuat turunnya margin jika ingin memenangkan tender proyek. Dengan kondisi tingkat kompetisi dan tingginya risiko yang dihadapi pada saat pelaksanaan, maka margin akan semakin kecil bahkan menjadi rugi. Untuk menyegarkan pikiran Anda tentang kerugian kontraktor ini adalah dapat sedikit refresh dengan membaca tulisan-tulisan sebelumnya:
1.      Faktor Kegagalan Kontraktor
2.      Keuntungan Kontraktor Gede?
3.      Faktor Utama Penyebab Kerugian Proyek Konstruksi
4.      Key thoughs for crisis leadership
5.      Apa itu project complexity?

Tulisan-tulisan serupa sebelumnya di atas memberikan kesimpulan tentang kerugian perusahaan konstruksi bahwa :
- Proyek konstruksi merupakan industri yang memiliki kompleksitas yang tinggi
- Terjadi banyak risiko pada proyek konstruksi
- Kontraktor sering mengalami kerugian. Sehingga profit berdasarkan laporan keuangan dapat dikatakan cukup rendah
- Kontraktor sering dalam posisi tawar yang rendah. Terlihat dari banyaknya kejadian unbalanced contract.
- Lemahnya kemampuan leadership dan berfikir strategis dalam penyelesaian masalah-masalah di proyek.
- Diperlukan langkah yang fokus dalam menghadapi situasi krisis
- Berfikir positif tentang peluang dalam situasi yang krisis

Berbekal kesimpulan di atas, menurut saya perlu digarisbawahi bahwa dalam mengatasi risiko-risiko dan kerugian proyek, diperlukan suatu kepemimpinan yang strategis yang memahami pola, alur, struktur, perilaku, peluang dalam hal biaya proyek. Kepemimpinan yang strategis juga akan mampu membangkitkan motivasi tim untuk bangkit karena tim merasa telah mendapatkan jalan keluar atas situasi yang tidak nyaman atas kerugian proyek dan tentu saja tim akan mendapat tantangan untuk menjalankan strategi yang dibuat dalam rangka mencapai salah satu kesuksesan proyek.

Dalam hal ini kerugian proyek sudah dapat diketahui sehubungan terjadinya risiko proyek. Langkah-langkah untuk mendapatkan rencana tindak lanjut yang strategis dan jitu adalah sebagai berikut:
1.Pemetaan biaya sehingga didapat item biaya pareto dan dapat juga dikelompokkan bersamaan berdasarkan kelompok biayanya. (Material, upah, subkontraktor, alat, dan overhead)
2.Identifikasi item pekerjaan rugi dan nilai kerugiannya dalam nilai dan prosentase. Lalu disusun rangking secara nilai dan prosentase
3.Analisis penyebab kerugian yang utama dan besaran dampak yang ditimbulkannya
4.Membuat rencana-rencana tindak lanjut atau strategi atas kerugian yang terjadi berdasarkan hasil analisis penyebab dan besaran dampak.
5.Memetakan strategi dalam hubungan antara tingkat kesulitan dan hasil yang diharapkan atau dapat juga membuat suatu simulasi perubahan kinerja biaya jika langkah yang direncanakan memiliki probabilitas keberhasilan tertentu.
6.Review strategi atau langkah berdasarkan hasil pemetaan atau simulasi sebelumnya dengan orientasi pencapaian hasil yang optimum.
7.Menentukan strategi prioritas berdasarkan hasil review dan simulasi ulang
8.Evaluasi strategi secara periodik dengan memperhatikan fase proyek.
9.Menyiapkan strategi-strategi lain apabila langkah yang telah ditetapkan kurang berhasil atau meleset dari perkiraan semula. Bahasa lainnya untuk tahap ini adalah menyiapkan plan b atau bahkan plan c.

Rangkaian tahapan di atas diperlukan apabila kerumitan dan kompleksitas yang terjadi sedemikian tidak memungkinkan untuk menggunakan langkah yang praktis berdasarkan pengalaman. Untuk masalah yang sederhana dapat menggunakan strategi praktis yang telah berhasil pada proyek sebelumnya.
Perlu diketahui bahwa tiap langkah di atas adalah penting. Kurang baiknya suatu langkah akan mempengaruhi kualitas langkah selanjutnya. Namun terdapat dua hal yang sangat krusial yaitu analisis penyebab kerugian dan eksplorasi langkah penanganan kerugian.
Penyebab kerugian bagaimanapun harus ditemukan dengan validitas data yang baik. Kesalahan langkah ini akan membuat langkah mencari rencana tindak lanjut akan menjadi sia-sia. Pada eksplorasi langkah untuk penanganan kerugian juga harus dilakukan secara kreatif. Diperlukan ide-ide brillian dan bersifat out of the box untuk dapat keluar dari kerugian. Beberapa prinsip ide-ide tersebut adalah:
Memperkecil kerugian pada item pekerjaan rugi yang besar.
- Memperbesar peluang dan nilai keuntungan pada item pekerjaan pareto yang lain.
- Mengubah pekerjaan rugi menjadi untung.
- Menghilangkan pekerjaan rugi dan memunculkan pekerjaan untung.
 Memperkecil uncertainty (ketidakpastian) biaya dan mengunci biaya yang sudah tinggi tingkat kepastiannya. Prinsip ini bertujuan untuk mengurangi kompleksitas pengendalian biaya agar biaya dapat lebih mudah dikendalikan terutama yang belum dikunci.
 Menambah keuntungan proyek dari pemasukan lain-lain proyek.
- Meningkatkan produktifitas produksi.
- Meningkatkan efisiensi dalam operasional.

Menemukan ide-ide brilian dapat dimaksimalkan dengan melibatkan lebih banyak tim proyek dalam diskusi atau brainstorming di proyek. Berikan gambaran permasalahan yang baik sedemikian tim proyek memahami permasalahan yang ada lalu dengan motivasi  yang tepat dan situasi yang kondusif, biasanya ide brillian sering didapat.

Prinsip ide-ide di atas sudah tentu tidak boleh mengorbankan strandart dan target proyek dari sisi kehandalan design, target waktu, target kualitas, dan target safety. Sudah tidak jamannya untuk berusaha mengurangi kerugian dengan mengorbankan target kualitas dan waktu proyek karena hanya akan membuat trust yang sudah dibangun menjadi rusak. Jika perlu langkah strategis yang dibuat malah membuat target dapat dilampaui. Tidak gampang, namun tidaklah terlalu sulit jika kreatifitas dan leadership memadai dalam organisasi proyek

PENGERTIAN I/O STREAM

I/O -> adalah singkatan dari Input / Output dan mengacu pada transfer data ke atau dari aplikasi.
Stream ->  Keadaan dari sebuah file atau sebuah device yang memungkinkan rangkaian item dapat dibaca atau ditulis

Input atau Stream Sumber
- Dari stream ini dapat membaca
- Superclass dari semua input streams:
* Class InputStream
* Class Reader

Output
- Kita dapat menulis pada stream ini
- Class root dari stream ini:
* Class OutputStream
* Class Writer 

Overview I/O 
1. Konsep Stream
2. Kelas Abstrak pada java.io
3. Reader/Writer
4. Input dan Output file
5. Wrapper

1. Konsep Stream
• Stream adalah suatu abstraksi untuk data input dan output.
– Tidak peduli dari mana input berasal atau kemana output akan pergi 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzATwQVa75QoJlU3x3J8aN_eReeP5LZ-nwZtcGr2FDelrOp01tQaljT-k2d8Jyc1nDXdjoZUjH-JIT8BQp2wmwPTmUVR8pG3X4SEUAhByDqC5DWprKefUxxX2xq9Ti18dUKCe3MnAx82A/s320/1.JPG  
Package java.io
• Package java.io berisi kelas yang berhubungan dengan I/O di Java
• Dibagi menjadi beberapa kelas
– Reader/Writer dan turunannya
– InputStream/OutputStream dan turunannya
– I/O Network (socket TCP/IP)
– Exception

2. Kelas Abstrak pada java.io
• Ada 4 kelas abstrak dasar
– Reader
– Writer
– InputStream
– OutputStream
• Reader dan Writer digunakan untuk data Teks
• InputStream dan OutputStream digunakan untuk data biner

3. Kelas Reader/Writer
• Kelas Reader/Writer bekerja pada stream teks (bahasa apapun)
• Disebut juga character stream
• Menangani konversi teks Unicode secara otomatis
• Jangan dipertukarkan dengan InputStream/OutputStream secara sembarangan
• Hasilnya bisa error 

Diagram Kelas Reader dan Turunannya 


Diagram Kelas Writer dan Turunannya
Kelas InputStream/OutputStream
• InputStream dan OutputStream digunakan untuk mengakses informasi non teks (biner)
– disebut juga sebagai byte stream
– COntoh data biner: File EXE, file GIF
• InputStream/OutputStream Tidak menangani konversi teks Unicode secara otomatis

Diagram Kelas InputStream dan turunannya
Diagram Kelas OutputStream dan turunannya
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbA5GTziTb2j8qnxp-5cQToHJUJf6EC5n3ryQlZeKIlxlUoblYq3gu9Bb3uokqer143n25CGIt3YgvUv76PvZkecRQkcdtJ-GBhKfMT_DG2v3R5NssBLq7gE-scI2gbsaM4046zUkSHck/s320/5.JPG

4. Input dan Output File
• Gunakan FileInputStream dan FileOutputStream untuk membaca/menulis file non teks
• Gunakan FileReader/FileWriter untuk file teks

Contoh Membuka file untuk dibaca
• cara untuk membuka file (untuk dibaca):
FileInputStream s = new
FileInputStream(“test.dat”);
• Cara untuk membaca satu byte: int a = s.read()
• Tersedia juga method untuk membaca array of byte
• Prototype read adalah : int read()
– Perlu dicast ke byte untuk membaca sebagai byte
– Memakai int supaya cukup merepresentasikan -1

Contoh Membuka file untuk ditulis
• Cara untuk membuka file (untuk ditulisi):
FileOutputStream out = new
FileOutputStream(“test.out”);
• Intruksi untuk menulis satu byte:
– Out.write(‘a’)
• Tersedia juga method untuk menulis array of byte

Perhatikan:
• Membaca dan menulis selalu perlu try … catch
• Method read() dan write() melempar Exception java.lang.IOException
• Kasus khusus: read() mengembalikan
-1 pada end of file
• EOF (End Of File atau EndOfStream) tidak menimbulkan exception

Memakai FileReader/FileWriter
• Sama seperti contoh sebelumnya
– Ganti nama kelas FileInputStream
dengan FileReader dan FileOutputStream
dengan FileWriter
– Tetap gunakan read/write
• Perhatikan bahwa
– Nilai kembalian

5. Wrapper• Stream dapat dikomposisi atau difilter atau dibungkus untuk menghasilkan stream yang lebih kompleks
• Konsep ini mirip dengan pipe di
Unix/Windows
• Contoh:
– BufferedReader yang menyediakan readLine()
– PipedWriter/PipedReader untuk mempipe suatu stream
– PrintStream/PrintWriter untuk menulis ke stream dengan mudah

 Contoh Wrapper: BufferedReader
• Perhatikan potongan kode berikut:
BufferedReader br = new
BufferedReader(new
FileReader(“hello.txt”));
//membaca 1 baris
String teks = br.readLine();
• BufferedReader membungkus (wraps) FileReader untuk menyediakan method readLine()

Contoh Wrapper: PrintWriter
• Perhatikan potongan kode berikut:
PrintWriter pr = new PrintWriter(new FileWriter(“hello.txt”)); //Menulis 1 baris
pr.println(“Hello “);
• PrintWriter membungkus (wraps) FileWriter untuk menyediakan method print(), println() untuk semua tipe data dasar 

Membaca dari Console [1]
• Java menyediakan System.in yang class-nya adalah InputStream
• Membaca teks dari console
• Untuk membaca teks, perlu di-wrap dengan BufferedReader
• Tapi BufferedReader hanya bisa mewrap suatu class turunan Reader
• InputStream perlu di-wrap dengan InputStreamReader

Membaca dari console [2]
• Buat BufferedReader yangmembungkus InputStreamReader yang membungkus System.in
BufferedReader br = new BufferedReader(new
InputStreamReader(System.in))
• Untuk membaca:
String s = br.readLine();
• Untuk membaca integer, teks dibaca dengan method yang sama, lalu dikonversi dengan method Integer.parseInt()

NIO (Nonblocking I/O)
• JDK 1.4 (nama Kode: Merlin) ke atas menyediakan NIO
– Ada di package java.nio
• Improvement:
– Non blocking I/O
– Buffer
– Regular Expression

[2] String dan StringBuffer
 *String
• Merupakan kelas khusus di Java (ditangani secara transparan)
• Sifatnya immutable (tidak bisa diubah)
• Memiliki berbagai method untuk memiliki manipulasi String

*Literal String
• Harap diingat lagi bahwa:
– Setiap Literal String adalah sebuah objek
String. Contoh:
String teks = “Hello”;
System.out.println(teks.length());
– Sama dengan
System.out.println(“Hello”.length()); 

*Sifat Immutable String
• String sebenarnya tidak dapat diubah, namun Java memungkinkan String seolah-olah diubah, Contoh:
– Jika dilakukan ini:
String judul = "Judul :";
judul += "Eyes On Me";
– Maka sebenarnya yang dilakukan adalah ini
String judul = "Judul :";
judul = judul.concat("Eyes On Me"); 

*Operasi String Tidak Optimal
• String baru diciptakan (string yang lama tetap ada di memori, dan dibuang ketika terjadi garbage collection)
• Untuk operasi yang banyak melibatkan perubahan string, sebaiknya menggunakan StringBuffer 

*StringBuffer
• StringBuffer mirip dengan String
• Sifatnya mutable
• Tidak ditangani secara transparan oleh Java (harus dilakukan secara manual)
• Lebih cepat untuk manipulasi string yang memerlukan perubahan pada String. 

*Sifat mutable StringBuffer
• Untuk mengubah StringBuffer tidak perlu objek baru
– Contoh :
StringBuffer nama = new StringBuffer("mataku");
nama.setCharAt(4, 'm');
• Untuk mengubah String selalu butuh objek baru (objek lama diubah melalui assignment) 

*Method yang penting
• Beberapa method String dan StringBuffer yang penting adalah:
– length(): panjang string
– replace(): mengganti suatu karakter
– charAt(): mengakses karakter di posisi tertentu
– trim(): menghilangkan spasi di awal dan di akhir string
• Perhatikan bahwa meskipun namanya sama, sifat keduanya berbeda
– String menciptakan objek baru, sedangkan StringBuffer tidak 

*Membandingkan String
• Method equals() membandingkan string untuk memeriksa kesamaan
• Method equalsIngnoreCase() melakukan hal yang sama, tapi besar kecil huruf tidak diperhatikan
• Method compareTo() menghasilkan 0 jika string sama, >0 jika String1>String2 dan <0 jika String1<String2 

[3] Kelas Matematik 
*Matematika di Java
• Fungsi matematika ada di package java.math
• Meliputi fungsi trigonometri, dan fungsi matematika standar
– Berisi juga konstanta penting (seperti PI dan e)
– Sebagian besar hasil method adalah bilangan riil (tipenya double ) 

*Memformat Hasil
• Class math tidak menyediakan cara untuk memformat keluaran (output) sehingga dapat dicetak dengan rapi
• Perlu class DecimalFormat untuk melakukan format terhadap output (DecimalFormat ada pada package java.text) 

*Beberapa fungsi matematika yang penting
• Method pow() untuk pangkat
• Fungsi-fungsi trigonometri (sin, cos, tan)
• Pembulatan hasil, meliputi
– ke atas : ceil, ke bawah: floor, dan terdekat : round
• Logaritma 

*Bilangan Acak
• Bilangan acak sangat penting dalam simulasi, permainan, dan enkripsi
• Bilangan acak dihasilkan dengan kelas Random
• Kelas Random tidak berada dalam package java.math, tapi dalam kelas java.util
– Contoh:
Random r = new Random();
int x = r.nextInt(10); //random 0..9 

*BigInteger dan BigDecimal
• BigInteger
– Integer presisi tak hingga
– Berisi semua method untuk operasi integer dan bahkan method untuk mengecek probabilitas suatu bilangan adalah prima
• BigDecimal
– Bilangan floating point presisi tak hingga
– Semua method untuk doube/float 

[4] Utility 
*Utility
• Berbagai macam kelas yang tidak cocokdimasukkan ke package tertentu
• Beberapa yang akan dibahas
– Hashtable
– Stack
– Vector
– Calendar
• Kelas lain yang cukup berguna untukdipelajari: List, Tree 

*Hashtable
• Digunakan untuk menyimpan data dengan assosiasi tertentu
– Misal nama panggilan diassosiasikan dengan nama lengkap
• Memetakan suatu nilai String dengan suatu Objek tertentu (Objek apa saja, termasuk juga Objek String)
• Method yang dipakai adalah put dan get

*Contoh
import java.util.Hashtable;
class HashtableDemo {
public static void main(String argv[]) {
Hashtable h = new Hashtable();
h.put("Linux", "Torvalds");
h.put("Windows", "Microsoft");
String nama = (String) h.get("Linux");
if (nama!=null) {
System.out.println(nama);
}
}

*Stack
• Struktur data LIFO (Last In First Out)
– Data yang masuk pertama akan keluar terakhir
• Memakai Method push, untuk meletakkan satu item di Stack dan pop untuk mengeluarkan satu item dari stack
– Ada juga method peek() untuk mengintip top of stack dan search untuk mencari elemen di Stack() 

*Contoh Stack
import java.util.Stack;
class StackDemo {
public static void main(String argv[]) {
Stack s = new Stack();
s.push("Salamku Kawan");
s.push("Jangan Takut Gelap");
s.push("Gembira berkumpul");
while (!s.empty()) {
System.out.println(s.pop());
}
}

*Vector
• Struktur data seperti array
• Sifatnya dinamis (ukurannya tidak tetap), berubah sesuai dengan elemen yang ditambahkan ke (atau dihapus dari)
Vector tersebut
• Dapat dimanipulasi dengan mudah (elemen-elemennya dapat di add, remove, atau diubah dengan mudah) 

*Contoh Vector
import java.util.Vector;
import java.util.Enumeration;
class VectorDemo {
public static void main(String argv[]) {
Vector v = new Vector();
/* tambahkan elemen */
v.add("Pelangiku");
v.add("Andai Aku Besar Nanti");
v.add("Dua Balerina");
for (int i=0; i<v.size(); i++){
System.out.println(" - " + v.elementAt(i));
}
}


*Calendar
• Dipakai untuk menangani perhitungan kalender Masehi (Gregorian)
– Dirancang untuk mendukung kalender lain
• Menyediakan informasi mengenai tanggal, (date) dan waktu (time) saat ini (misalnya hari apa, bulan ke berapa, hari keberapa dalam tahun ini)
• Menyediakan sarana untuk penghitungan waktu

*Contoh Calendar
import java.util.Calendar;
class Kalender {
public static void main(String argv[]) {
Calendar c = Calendar.getInstance();
System.out.println("Hari ini :");
System.out.println("Hari ke“
+c.get(Calendar.DAY_OF_WEEK)+" dalam
minggu ini");
}}

CONTOH PENERAPAN
package testjeni_02;
import java.io.*;

/**
 *
 * @author NieNov
 */
public class FileInfoClass {
public static void main(String args[]) {
String fileName = "C://Price Tag.txt";
File fn = new File(fileName);
System.out.println("Name: " + fn.getName());
if (!fn.exists()) {
System.out.println(fileName + " does not exists.");
/* membuat sebuah temporary directory . */
System.out.println("Creating temp directory...");
fileName = "temp";
fn = new File(fileName);
fn.mkdir();
System.out.println(fileName +
(fn.exists()? "exists": "does not exist"));
System.out.println("Deleting temp directory...");
fn.delete();
System.out.println(fileName +
(fn.exists()? "exists": "does not exist"));
return;
}
System.out.println(fileName + " is a " +
(fn.isFile()? "file." :"directory."));
if (fn.isDirectory()) {
String content[] = fn.list();
System.out.println("The content of this directory:");
for (int i = 0; i < content.length; i++) {
System.out.println(content[i]);
}
}
if (!fn.canRead()) {
System.out.println(fileName + " is not readable.");
return;
}
System.out.println(fileName + " is " + fn.length() +
" bytes long.");
System.out.println(fileName + " is " + fn.lastModified()
+ " bytes long.");
if (!fn.canWrite()) {
System.out.println(fileName + " is not writable.");
}
}
}

PENANGANAN KESALAHAN DAN HELP DOKUMENTASI


Tinjauan:
• User mempunyai perbedaan kebutuhan

• User support seharusnya:
– Tersedia tetapi tidak mencolok
– Akurat dan kuat
– Konsisten dan fleksibel

• Jenis-jenis user support:
– Command Based Methods
– Context-Sensitive Help
– Tutorial Help
– On-line Documentation
– Intelligent Help

• Merancang user support harus memperhatikan:
– Presentasi
– Implementasi

Tipe-tipe Kesalahan (Errors):
• Kesalahan Persepsi
• Kesalahan Kognitif
• Kesalahan Motor (Gerak)

Tipe-tipe Slip:
• Kesalahan Capture
• Kesalahan Deskripsi
• Kesalahan Data Driven
• Pengaktifan Asosiatif
• Hilangnya Pengaktifan
• Kesalahan Mode

Panduan Pencegahan Kesalahan
– Menghapus mode-mode atau menyediakan petunjuk yang terlihat
untuk mode-mode tersebut.
– Gunakan teknik koding yang baik (warna, gaya).
– Memaksimalkan pengenalan, mengurangi hafalan.
– Merancang urutan gerak atau perintah yang tidak sama.
– Mengurangi kebutuhan untuk mengetik.
– Uji dan memantau kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya.
– Memungkinkan pertimbangan ulang aksi-aksi yang dilakukan oleh
user, misalnya memindahkan file dari recycle bin.

Panduan Recovery Kesalahan
– Menyediakan tipe-tipe tanggapan yang sesuai.
– Query: bertanya pada user apa yang sudah dilakukan, kemudian
melegalkan tindakan yang salah.
– Menyediakan fungsi “undo” dan pembatalan dari proses yang sedang
berjalan.
– Meminta konfirmasi untuk perintah yang drastis dan bersifat merusak.
– Menyediakan pengecekan yang beralasan pada masukan data.
– Mengembalikan kursor ke area kesalahan, memungkinkan untuk
melakukan perbaikan.
– Menyediakan beberapa kecerdasan buatan.
– Menyediakan akses cepat kepada bantuan untuk konteks-sensitif.

JENIS-JENIS DARI DOKUMENTASI/HELP
– Tidak pernah suatu penggantian untuk desain tidak baik, tetapi
penting.
-Sistem sederhana, user memanggil dan menggunakannya, lalu memberikan nama.
– Hampir sebagian sistem dengan banyak fitur membutuhkan
help/bantuan.

Jenis-jenis Bantuan:
– Tutorial
– Review/Referensi yang cepat
– Manual Referensi (Penjelasan lengkap)
– Bantuan untuk context-sensitive (spesifikasi tugas)

Ada sebagian pendapat menyatakan bahwa sistem yang interaktif dijalankan tanpa membutuhkan bantuan atau training. Hal ini mungkin ideal, akan tetapi jauh dari kenyataan. Pendekatan yang lebih membantu adalah dengan mengasumsikan bahwa user akan membutuhkan bantuan pada suatu waktu dan merancang bantuan (help) ke dalam sistem.
Empat Jenis Bantuan Yang Dibutuhkan User:
• Quick Reference
• Task-Spesifik Help
• Full Explanation
• Tutorial

Kebutuhan Dari User Support:
• Availability
• Accuracy dan Compieteness
• Consistency
• Robustness
• Flexibility
• Unobtrusiveness

Knolwledge Representation: User Modelling
• Quantification
• Stereotypes
• Overlay Models

Knowledge Representation: Domain dan Task Modelling
Pendekatan yang umum dari masalah ini adalah untuk mewakili tugas user dari urutan perintah yang tersedia untuk mengeksekusinya. Sebagaimana pada tugas user, command digunakan untuk membandingkan urutan tugas yang telah disimpan dan mencocokkan dengan urutan tepat. Jika urutan command user tidak cocok, maka dibutuhkan bantuan. Pendekatan ini digunakan pada sistem PRIAM.

Knowledge Representation: Modelling Advisory Strategy
Sistem ini kadang disebut dengan intelligent help yang membuat modelling advisory atau strategi tutorial. Pada sistem ini tidak hanya membolehkan memilih nasehat yang cocok untuk user, tetapi juga menggunakan metode yang cocok.

Teknik Untuk Knowledge Representation
Terdapat empat grup utama dari teknik yang digunakan dalam knowledge representation untuk intelligent help system:
1. Rule Based Techniques
2. Frame Based Techniques
3. Network Based Techniques
4. Examples Based Techniques

Masalah dengan Knowledge Representation dan Modelling
Pengetahuan mewakili suatu issue pusat dalam intelligent help system, tetapi tidak tanpa masalah itu sendiri, pengetahuan kadang sulit didapatkan, terutama jika ada domain expert tidak tersedia. Masalah lain adalah menginterpretasikan informasi yang cocok.
Masalah lain:
– Inisiatif
– Effect
– Scope

Merancang User Support System
Terdapat banyak cara untuk merancangnya dan semua itu diserahkan pada perancang untuk memilih cara yang terbaik akan tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah:
– Perancangan seharusnya tidak seperti “add-on” pada sistem. Secara ideal seharusnya merupakan bagian integral dalam sistem.
– Perancangan harus memperhatikan isi dari bantuan dan konteks sebelum teknologi tersedia.

Masalah Presentasi
– How is help request?
– How is help displayed?
– Effective presentation of help

Masalah Implementasi
– Para perancang harus membuat keputusan untuk implementasi berupa secara fisik maupun pilihan yang tersedia untuk user. Keputusan ini sudah termasuk dalam pernyataan command operating system, apakah berbentuk meta-command atau aplikasi. Hambatan fisik berupa screen space, kapasitas memori dan kecepatan.
– Masalah lain adalah bagaimana struktur data bantuan: apakah berbentuk single file, hierarchy file atau database.


Referensi :
"https://kusuma1506.wordpress.com/2013/05/30/penanganan-kesalahan-dan-help-dokumentasi/"


PRINSIP PRINSIP EVALUASI


Terdapat beberapan prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi, yaitu sebagai berikut :
1. Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program pengajaran disamping tujuan intruksional dan materi serta metode pengajaran. Evauasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional pengajaran, materi pembelajaran dan metode pengjaran, serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan. Karena itu perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun satuan pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan intruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.

2. Keterlibatan peserta didik ( siswa )
Prinsip ini berkaitan dengan metode belajar CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak, untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajr mengajar yang dijalaninya secara aktif. Penyajian evaluasi oleh guru merupakan upaya guru untuk memenuhi kebutuhan siswa akan informasi mengenai kemajuannya dalam program belajar mengajar.

3. Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur. Tidak dapat dibenarkan menyusun alat evaluasi hasil belajar atau evaluasi pencapaian belajar yang mengukur bahan yang belum disajikan dalam kegiatan belajar mengajar. Demikian pula tidak diterima apabila alat evaluasi berisi butir yang tidak berkaitan dengan bidang kemampuan yang hendak diukur.

4. Pedagogis
Sebgai alat penilai hasil belajar. Di samping itu Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.

5. Akuntabel
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran maka evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seeprti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.

Ada beberapa langakah untuk mengetahui langkah-langkah evaluasi :

Langkah 1
Praktek evaluasi tentang diri anak atau sekelompok anak. Ini merupakan langkah pertama kearah evaluasi yang baik. Pembatasan ini biasanya ditentukan oleh sifat tugas kita dalam keseluruhan pendidikan seorang anak. Seorang guru ilmu pasti atau sejarah dalam mengadakan evaluasi terhadap murid-muridnya membatasi dirinya pada usaha untuk mengetahui kemajuan mereka dalam pelajaran ilmu pasti atau sejarah saja. Sebaliknya seorang konselor pendidikan ( education counselor ) mempunyai batasan tugas yang lebih luas dari pada guru ilmu pasti atau guru sejarah.

Langkah 2
Evaluasi yang baik ialah data yang kita kumpulkan mengenai setiap aspek pribadi anak harus merupakan “behavior sampling” cukup representative terhadap keseluruhan tingkah laku anak. Misalnya untuk menetapkan apakah anak pada dasarnya bersifat pemalu atau tidak, tidak cukup hanya memperhatikan tingkah laku anak pada satu kesempatan saja kita harus mencoba untuk mengetahui bagaimanakah reaksi anak terhadap bermacap-macam situasi pada berulang kali kesempatan. Kalau prinsip ini dilanggar biasanya kesimpulan yang kita rumuskan diwarnai oleh apa yang disebut “ halo effect” dan tidak merupakan suatu “conclusion” melainkan “confusion”.

 Langkah 3
Evaluasi yang baik ialah bahwa cara-cara serta alat-alat yang hendak kita pergunakan untuk pengumpulan data mengenai diri anak kita pilih betul-betul sebelumnya untuk mengumpulkan keterangan mengenai cerdas atau tidaknya seorang anak, misalnya dapat kita pergunakan dua macam cara observasi atau mengadakan tes. Tes yang dapat dipergunakan untuk keperluan. Ada tes individual dan tes kelompok.

Langkah 4
Evaluasi yang baik ialah bahwa data yang telah kita kumpulkan tadi kita olah, sebelum kita memberikan tafsiran terhadap data yang telah kita kumpulkan tadi, pengolahan ini beragam, ada pengolahan yang bersifat statistis, pengolahan mana yang paling tepat untuk dilakukan terhadap sekumpulan data yang ditentukan oleh sifat dan jenis data yang dalam keseluruhan prosedur evaluasi yang sedang kita kerjakan. Apabila sekumpulan data yang ada pada kita menghendaki jenis pengolahan yang tidak cukup kita kuasai maka sebaiknya kita konsultasi dengan teman.

Langkah 5
Evaluasi yang baik ialah memberikan interprestasi atau tafsiran terhadap data yang telah diolah tadi kita berpedoman pada suatu kriterium yang jelas rumusannya serta dapat dipertanggungjawabkan. Pada umumnya fase terakhir setiap prosedur evaluasi seorang evaluator dihadapkan kepada keharusan untuk memberikan kualitatif terhadap orang yang sedang dievaluasi.

TEKNIK EVALUASI PEMBELAJARAN

Secara garis besar, Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes:

1. Teknik non tes meliputi
Ada beberapa teknik non tes yaitu :  skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara, pengamatan, riwayat hidup.

a. Rating scale atau skala bertingkat
Menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.

b. Kuesioner
Adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.

c. Daftar cocok
Adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai.

d. Wawancara,
Suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja.

e. Pengamatan atau observasi,
Adalah suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu :
1)      observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati.
2)      Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat dalam obejek pengamatan.
3)      Observasi eksperimental, terjadi jika pengamat tidak berprtisipasi dalam kelompok. Dalam hal ini ia dapat mengendalikan unsure penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.

f. Riwayat hidup,
Evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.

 2.      Teknik tes.
Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :
a.       Tes diagnostik
b.      Tes formatif
c.       Tes sumatif

Keterangan masing-maing tes adalah sebagai berikut:
a. Tes diagnostik
Seorang guru yang baik, tentu bahagia apabila dapat membantu siswanya sehingga dapat mencapai kemajuan secara maksimal sesuai kemampuan yang dimiliki. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga kelemahan tersebut dapat memberikan perlakuan yang tepat.

b. Tes formatif,
Dari arti kata “form” yang merupakaan dasaar dari istilah “formatif” makaa evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa tekah terbentuk setelah mengikuti program tertentu.dalam kedudukannya seperti ini tes dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhirnya pelajaran evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada setiap akhir program.

c. Tes sumatif,
Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian kelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman disekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada setiap akhir semester.

JENIS-JENIS DAN TUJUAN PENDIDIKAN

Setiap Negara mempunyai cita-cita tentang warga negaranya yang akan diarahkan. Yaitu cita-cita bangsa Indonesia adalah terbentuknya manusia pancasila bagi seluruh warga negaranya. Semua institusi atau lembaga pendidikan harus mengarahkan segala kegiatan disekolahnya bagi pencapaian tujuan itu. Inilah yang disebut tujuan umum pendidikan yang secara eksplisit tertera didalam garis besar haluan Negara.
Semua aparat pemerintah termasuk petugas pendidikan, harus terlebih dahulu memahami makna dari rumusan tersebut dan menerjemahkan dalam rumusan tujuan yang sesuai dengan tingkat dan jenis pendidikan yang diselenggarakan pada lembaga. Pengembangan dibidang pendidikan didasarkan atas filsafah Negara Pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia yang berpancasila dan membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya memiliki pengetahuan dan ketrampilan,dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekrti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesame manusia.
Kegiatan yang muncul dalam kesamaan pendidikan, didasarkan pada rumusan tujuan pendidikan nasional ini. Sedangkan materinya perlu diisi dari hasil studi empiris tentang harapan masyarakat mengenai kemampuan, pengetahuan dan sikap yang harus dimiliki oleh para lulusan. Selanjutnya sebagai tindak lanjut dari penjabaran tujuan umum menjadi tujuan institusional, adalah perumusan lain telah disiapkan oleh para ahli bidanh studi sebagai penanggung jawab program kurikuler.


Referensi:
HYPERLINK "http://gudangmakalahku.blogspot.com/2013/04/prinsip-prinsip-dan-teknik-evaluasi.html?m=1


DEFINISI BAHASA, FUNGSI BAHASA & BAHASA SEBAGAI ALAT PENGHUBUNG

Definisi bahasa menurut Alex Sobur, adalah alat bagi seseorang untuk mengemukakan gagasan, idealisme, dan keinginan-keinginan kepada orang lain. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Bahasa adalah sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi dihasilkan oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan Pikiran.

Bahasa sebagai rangkaian bunyi dalam hal ini kita mempergunakan bunyi sebagai alat untuk berkomunikasi, komunikasi dengan mempergunakan bunyi ini juga disebut komunikasi verbal dan manusia yang bermasyarakat dengan alat komunikasi bunyi disebut masyarakat verbal. Bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata melambangkan suatu obyek tertentu.

Definisi bahasa menurut Ronald Wardhaugh, yaitu: bahasa adalah sebuah sistem dari symbol vocal arbitrer yang digunakan untuk komunikasi manusia yang terdiri dari 2 sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna, hanya bunyi tertentu yang digunakan oleh pembicara dari beberapa bahasa dan hanya gabungan tertentu dari suara atau bunyi ini yang mungkin. Bahasa juga sebagai arbitrary atau sekehendak hati, ini berarti bahwa kita tidak dapat memperkirakan dengan tepat tanda-tanda khusus. Kita dapat menemukan dalam sebuah bahasa kalau kita tidak paham dengan bahasa itu atau dengan sebuah hubungan bahasa.

Bahasa sebagai vokal, dalam pengertiannya kembali kepada kenyataan bahwa perantara pokok dari bahasa adalah suara dan itu adalah suara untuk semua bahasa, bukan soal seberapa baik perkembangan sistem penulisan bahasa. Bahasa sebagai simbol, dalam pengertiannya kembali kepada kenyataan bahwa tidak ada hubungan atau dalam beberapa hal hanya sedikit hubungan di antara suara yang orang-orang gunakan dan objek dimana suara ini kembali.

2.FUNGSI BAHASA SEBAGAI LAMBANG IDENTITAS NASIONAL

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya bahasa, dan (4) alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1975:5). Beriringan dengan pesatnya perkembangan bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional, teraktualisasikan pula perkembangan bahasa daerah sebagai lambang identitas daerah yang keberadaannya diakui di dalam UUD 1945 yang secara bersamaan dengan bahasa Indonesia menghadapi arus globalisasi. Identitas bangsa sosok yang menunjukkan bahwa dia adalah Indonesia, baik sebagai negara maupun sebagai bangsa, berwujud dalam dua kenyataan, yakni bahasa Indonesia yang menampakkan diri sebagai identitas fonik dan merah putih serta Garuda Pancasila sebagai wujud fisik.

· Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi

Secara resmi adanya bahasa Indonesia dimulai sejak Sumpah Pemuda, 28 Oktober
1928. Ini tidak berarti sebelumnya tidak ada. Ia merupakan sambungan yang tidak
langsung dari bahasa Melayu. Dikatakan demikian, sebab pada waktu itu bahasa
Melayu masih juga digunakan dalam lapangan atau ranah pemakaian yang berbeda.
Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua oleh pemerintah jajahan
Hindia Belanda, sedangkan bahasa Indonesia digunakan di luar situasi pemerintahan
tersebut oleh pemerintah yang mendambakan persatuan Indonesia dan yang
menginginkan kemerdekaan Indonesia. Demikianlah, pada saat itu terjadi dualisme
pemakaian bahasa yang sama tubuhnya, tetapi berbeda jiwanya: jiwa kolonial dan
jiwa nasional.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mulai dikenal sejak 17 Agustus 1945 ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Dalam kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional atau lambang kebangsaan. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai social budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Melalui bahasa nasional, bangsa Indonesisa menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan pegangnan hidup. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia dipelihara dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia. Rasa kebangggan menggunakan bahasa Indonesia ini pun terus dibina dan dijaga oleh bangsa Indonesia. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia di junjung tinggi di samping bendera nasional, Merah Putih, dan lagu nasional bangsa Indonesia, Indonesia Raya. Dalam melaksanakan fungsi ini, bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri sehingga serasi dengan lambang kebangsaan lainnya. Bahasa Indonesia dapat mewakili identitasnya sendiri apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain, yang memang benar-benar tidak diperlukan, misalnya istilah/kata dari bahasa Inggris yang sering sering diadopsi, padahal istilah kata tersebut sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.

3. BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PENGHUBUNG

- Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek)

- Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.

- Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.

Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang lain belum tentu akan mengerti.


Referensi :


http://edefinisi.com/?p=187

http://satrio-wibisono.blogspot.com/2010/10/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia.html

http://adhika-rmd.blogspot.com/2011/10/bahasa-indonesia-sebagai-bahasa.html

http://ariefsz.blogspot.sg/2011/11/fungsi-bahasa-indonesia-sebagai-bahasa.html



BIOGRAFI SINGKAT SERGIO RAMOS

Sergio Ramos adalah pemain bek Timnas Spanyol dan bermain untuk Klub raksasa Real Madrid. Bagi para penggemar bola pasti sudah tidak asing l...